Dalam kegiatan belajar mengajar, tahap
proses merupakan suatu tahap yang dianggap paling penting, karena pada tahap
ini sangat menentukan hasil yang akan dicapai. Hal ini akan menjadi bermaakna
bila siswa atau peserta didik dapat belajar dengan baik. Oleh karena itu,
setiap pengajar penting memahami makna belajar sebagai suatu proses
pentransformasian ilmu, membimbing, dan menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan bagi siswa.
Terdapat beberapa pengertian belajar
menurut para ahli. Kesemua pengertian itu tentunya ada yang memiliki kesamaan
dan ada yang berbeda. Di antaranya belajar adalah suaatu proses yang kompleks
yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya (Arsyad, 1996: 1).
Sedangkan menurut Morgan dkk (dalam Toeti Sukamto dan Udin, 1997: 8) belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu perubaahan tingkah laku yang relatif tetap
dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Dalam pengertian itu dapat dirumuskan
prinsip-prinsip belajar, yaitu (1) belajar adalah perubahan tingkah laku, (2)
perubahan tersebut akibat latihan atau pengalaman, (3) perubaahan tersebut
harus bersifat permanen dan tetap dalam kurun waktu yang relatif lama.
Kaitannya dengan pembelajaran sastra,
agar terjadi proses pembelajaran yang diharapkan, maka dalam hal ini siswa
benar-benar harus terlibat semaksimal mungkin dalam proses belajar. Mereka
harus diberi pengalaman dengan cara berpartisipasi langsung dalam kegiatan
sastra seperti menulis puisi.
Kegiatan menulis puisi akan menjadi sulit
bagi siswa manakala mereka tidak diberi rangsangan serta pengetahuan bagaimana
cara memulai dalam membuatnya. Sebaliknya, menulis puisi akan menjadi sangat
mudah dan bahkan menyenangkan bagi siswa apabila mereka dirangsang dengan
teknik yang tepat.
Teknik ungkap kreatif merangkai
kata dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran menulis puisi.
Teknik ini menurut Ampera melibatkan siswa menciptakan karya sastra dalam
bentuk yang sederhana. Siswa diberikan kebebasan dalam mengungkapkan gagasan,
perasaan, tanggapan, dan imajinasinya melalui rangkaian kata. Teknik ungkap
kreatif merangkai kata dapat dilakukan oleh individu maupun secara kelompok.
Merangkai kata menjadi sebuah puisi akan
menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. Jika dilakukan berkelompok, salah
satu siswa mengawali dengan menulis satu kalimat apa saja di awal alinea.
Disusul kemudian oleh siswa lainnya meneruskan, menuliskan secara berantai
dengan memperhatikan kesatuan gagasan.
Dalam hal ini guru haruslah memberikan
bekal terlebih dahulu kepada para siswa mengenai karya sastra sebagai suatu
karya yang memiliki unsur-unsur yang bersistem, antara unsur-unsurnya memiliki
hubungan timbal balik, saling menentukan. Sehingga pada saat siswa menulis
tidak terjadi rangkaian kalimat yang masing-masing berdiri sendiri.
Contoh
puisi kelompok I
(Siswa
I) pagi yang gelap
(Siswa
II) dengan wajah penuh harap
(Siswa
III) dan langkah yang mengendap-endap
(Siswa
IV) datang ke sekolah tidak disetrap…
Dapat
dibandingkan dengan karya kelompok lain
(Siswa
I) pagi yang gelap
(Siswa
II) Memakai sepatu yang mengkilap
(Siswa
III) Aku berlari penuh semangat
(Siswwa
IV) Menuju rumah sorang sahabat…
Kedua contoh puisi di atas dapat menjadi
acuan bahwa setiap kelompok akan menghasilkan karya yang berbeda walaupun
diawali dengan kalimat yang sama pada awal alinea. Masing-masing kelompok akan
berupaya mengerahkan segenap gagasan, imajinasi, dan rasa mereka dalam
menciptakan karyanya.
Pembuatan karya sastra secara
bersama-sama dan karya itu merupakan karya bersama nampaknya akan sangat
menyenangkan bagi siswa. Mereka akan sangat bangga dengan karya itu. terlebih
lagi mereka akan bersaaing dengan kelompok yang lain. Maka akan terjadi
persaaingan yang sehat di antara mereka. Masing-masing akan berpacu untuk
membuat karya yang terbaik.
Setidaknya ada tiga manfaat yang dapat
diambil dalam kegiatan pembelajaran terssebut. Pertama, siswa
mendapatkan pengalaman langsung, seperti dalam mencetuskan ide dan bekerja
sama. Kedua, siswa memiliki kemampuan mengembangkan diri dan menunjukkan
kemampuannya kepada orang lain. Ketiga, siswa lebih banyak berbuat dan
mengembangkan keliaran imajinasinya.
Walhasil tujuan pembelajaran seperti yang
diharapkan akan tercapai karena guru membimbing dan mengarahkan, teknik
penulisan yang menyenangkan, dan siswa terlibat langsung dalam penciptaan karya
puisi. Semua senang semua menang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar